JK-Grobogan||Masyarakat Desa Rowosari, Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan kembali menggelar tradisi Rebo Wekasan yang sudah menjadi bagian dari budaya setempat. Acara ini diadakan setiap hari Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Hijriyah, yang dipercaya oleh masyarakat sebagai momen penting untuk mengusir marabahaya dan memohon keselamatan (4/9/24)
Sejak pagi, warga Desa Rowosari sudah berkumpul di beberapa RW di kampung mereka. Rangkaian acara dimulai dengan penyembelihan kambing yang nantinya akan digunakan sebagai kenduri dalam doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama setempat. Setiap RT menyembelih sebanyak 1 ekor kambing. Jumlah RT di Desa Rowosari ada 22 RT, total dalam satu desa menyembelih 22 ekor kambing.
Disamping itu, sore harinya sejumlah enam mahasiswa kuliah kerja nyata kelompok 66 IAIN Kudus yang berposko di desa rowosari ikut serta hadir dalam acara ini. Mereka tak hanya cuma sekedar hadir saja melainkan ikut membantu doa bersama.
Kehadiran mahasiswa KKN ini menjadi langkah yang positif dalam memperkuat ikatan sosial dan meningkatkan pemahaman antar generasi tentang nilai-nilai budaya setempat.
Kepala Desa Rowosari, Bapak Markin, menyampaikan bahwa tradisi Rebo Wekasan ini merupakan salah satu bentuk pelestarian budaya yang diwariskan oleh leluhur. “Ini bukan sekadar ritual, tapi juga ajang memperkuat persatuan antarwarga dan sebagai wujud syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat-Nya,” ujarnya.
Tradisi Rebo Wekasan di Desa Rowosari terus dijaga dengan penuh semangat, meskipun zaman terus berkembang. Bagi warga setempat, ini bukan sekadar ritual tahunan, tetapi juga sarana memperkuat ikatan sosial dan memperdalam rasa spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan berjalannya waktu, tradisi ini diharapkan tetap lestari dan diwariskan kepada generasi muda sebagai bagian dari identitas budaya yang patut dilestarikan.(Suprapto)
Post Views: 9