Temanggung||Jejakkontruksi.com, Memasuki bulan Suro dalam penanggalan Jawa, Umbul Jumprit di Kecamatan Ngadirejo kembali dipadati peziarah dan wisatawan religi. Terkenal sebagai destinasi spiritual yang sarat makna, Umbul Jumprit menawarkan tidak hanya panorama alam yang menyejukkan, tetapi juga kekuatan batiniah yang kuat, terutama saat bulan Suro yang dianggap sakral.
Tradisi Ngalab Berkah di Bulan Suro
Bulan Suro menjadi momen kontemplatif bagi masyarakat Jawa. Di Umbul Jumprit, ritual ngalab berkah atau memohon restu dari Yang Maha Kuasa dilakukan dengan khidmat. Salah satu tradisinya adalah pengambilan air suci dari sumber mata air alami yang diyakini memiliki kekuatan spiritual.
“Air di sini berasal dari sumber yang dianggap suci turun-temurun. Setiap bulan Suro, peziarah datang dari berbagai daerah,” ujar Sutopo, juru kunci Umbul Jumprit.
Suasana Sakral dan Keheningan Alam
Kabut pagi yang menyelimuti kawasan mata air menciptakan aura mistis. Di bawah rimbunnya hutan pinus, para peziarah duduk bersila, memanjatkan doa dalam keheningan. Tiket masuk hanya Rp 1.000, namun nilai spiritual yang dirasakan pengunjung jauh melampaui harga tersebut.
“Di sini kita diajak bukan hanya berdoa, tapi juga menyatu dengan alam dan menyelami makna hidup,” kata Nuraini, peziarah asal Kendal.
Etika Ziarah dan Persiapan Spiritual
Pengelola dan tokoh adat mengimbau pengunjung untuk menyiapkan diri secara lahir dan batin. Hal ini mencakup menjaga niat, berpakaian sopan, hingga menghormati adat dan tata cara yang berlaku di lokasi.
Menjaga Warisan Leluhur dan Lingkungan
Sebagai situs spiritual dan budaya, Umbul Jumprit juga menjadi bagian dari warisan leluhur yang perlu dijaga. Pemerintah daerah bersama komunitas lokal terus berupaya melestarikan kebersihan, keaslian adat, dan suasana sakral kawasan ini.
Catatan Bagi Pengunjung:
Waktu terbaik: Pagi hari selama bulan Suro (untuk suasana hening dan khusyuk)
Persiapan: Jaga niat, kebersihan hati, dan fisik
Etika: Gunakan pakaian sopan, jaga ketenangan, dan patuhi aturan adat
Lingkungan: Jangan merusak atau mengotori area sekitar sumber mata air
Umbul Jumprit bukan sekadar destinasi, tapi ruang spiritual yang mengajak setiap jiwa untuk bertafakur, berdoa, dan merenungi hakikat hidup. Di tempat ini, setiap langkah adalah laku, dan setiap tetes air adalah harapan.
(Angger S)
