DEMAK / Jejakkontruksi.com – Program mingguan “Ngopi Bareng” yang digagas Kapolres Demak AKBP Ari Cahya Nugraha ternyata bukan sekadar ajang temu warga. Forum perdana yang digelar di GOR Desa Katonsari, Jumat (12/9/2025) justru jadi ajang warga blak-blakan soal keresahan miras oplosan ‘Es Moni’ yang kian merajalela.
Kepala Desa Katonsari, Mahfud, membuka dengan ajakan klasik menjaga Kamtibmas dari lingkup keluarga. Namun suasana forum mendadak panas ketika Chairus Sholeh, Kades Karangmelati, menguliti fakta lapangan:
“Es Moni ini sudah kelewat batas. Dijual bebas, murah, bisa dibeli siapa saja, bahkan anak-anak. Jangan sampai aparat hanya sebatas razia formalitas tanpa efek jera,” tegas Chairus.
Kapolres Ari tak tinggal diam. Ia mengakui Polres Demak sudah sering melakukan operasi miras, tapi payung hukum yang hanya sebatas Tipiring membuat peredaran Es Moni seperti “mati satu tumbuh seribu”.
“Kalau hanya polisi yang bergerak, hasilnya tidak maksimal. Harus ada keterlibatan pemerintah dan masyarakat. Bahkan mungkin sanksi sosial lebih tegas agar pedagang dan pembeli merasakan efek jera,” ujarnya.
Di sisi lain, Kapolres juga menyindir soal provokasi liar di media sosial yang sempat mengajak warga turun ke jalan. Fakta bahwa masyarakat Demak menolak ikut-ikutan aksi anarkis, menurutnya, jadi bukti kuat kesadaran kolektif menjaga stabilitas daerah.
“Demak masih memilih kondusif. Terima kasih karena tidak gampang diprovokasi,” tandasnya.
Program Ngopi Bareng akhirnya membuka tabir persoalan: bukan hanya soal komunikasi, tapi juga cermin problem sosial yang menuntut langkah lebih tegas dari semua pihak. Dari sekadar diskusi hangat, forum ini justru menelanjangi keresahan nyata di tengah masyarakat.
Pewarta:Mulyono
