Outlook Agriculture KAHMI 2025, Wamen Viva Yoga: Yakin Usaha Sampai Mewujudkan Indonesia Swasembada dan Lumbung Pangan Dunia

Kamis, 30 Januari 2025 - 12:19

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy



JK-Jakarta ||Untuk mencapai swasembada pangan dalam rangka membangun kedaulatan bangsa hal demikian bukanlah yang mudah. Diperlukan dukungan semua pihak, sikap mengesampingkan ego sectoral, serta memprioritaskan kepetingan umum di atas kepentingan golongan dan pribadi.
 
Ungkapan demikian disampaikan oleh Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi saat menjadi keynote speech dalam ‘Outlook Agriculture KAHMI 2025’ yang berlangsung secara luring di KAHMI Center, Jakarta, dan daring yang diikuti peserta dari berbagai daerah di Indonesia, 30/1/2025.
 
Lebih lanjut dalam seminar bertema ‘Swasembada Pangan Dalam Rangka Kemandirian Ekonomi Menuju Indonesia Maju’, Wakil Ketua Umum PAN itu mengatakan dirinya mempunyai rasa optimis swasembada pangan akan terwujud karena bangsa ini masih memiliki lahan yang luas, subur, dan di beberapa wilayah lahan yang terhampar malah perlu untuk digarap dan ditingkatkan produktifitasnya. “Kita mendorong masyarakat bersama dengan pemerintah untuk berjuang membangun swasembada pangan sekaligus meningkatkan taraf hidup petani”, tegasnya.
 
Kerja keras yang dilakukan oleh semua pihak menurut Viva Yoga tak hanya sukses mewujudkan swasembada pangan namun dalam beberapa tahun ke depan bangsa ini menjadi lumbung pangan dunia. “Ini bukan suatu mimpi, dengan kerja keras Saya yakin bangsa Indonesia mampu menjadi lumbung pangan dunia”, tuturnya. “Yakusa, yakin usaha sampai”, tambahnya.
 



Mantan anggota Komisi IV DPR itu menguraikan beberapa langkah untuk mencapai swasembada pangan, yakni mencetak dan meningkatkan produktivitas lahan pertanian dengan lumbung pangan desa, daerah, dan nasional; tersedianya lahan pangan secara berkelanjutan, meningkatkan berbagai kualitas tata kelola sistem pangan, konsumsi, dan produktifitas pertanian; serta menjaga keamanan dan penanganan kerawanan pangan.
 
Ditambahkan, untuk meningkatkan produksi perlu dilakukan intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi menurut Viva Yoga terbagi atas tiga hal, meningkatkan produktifitas melalui sarana produksi pertanian yakni benih bersertifikat, pupuk, air irigasi, serta penunjang lainnya; mengurangi susut panen dengan alsintan paska panen (harvester, RMU); dan meningkatkan indeks pertanaman melalui optimalisasi lahan eksisting (air irigasi dan pengolahan lahan). “Sedang ekstensifikasi ditempuh lewat menambah lahan baku sawah dan mencetak lahan atau sawah baru”, ujarnya.      
 
Keinginan untuk mencapai swasembada pangan, menurut Viva Yoga saat ini menghadapi beragam tantangan. “Meski demikian tantangan tersebut harus dihadapi dan dikelola sehingga tidak menjadi rintangan”, ujar mantan Pengurus HKTI di bawah Pimpinan Prabowo Subianto pada masa itu.
 
Diungkap tantangan tersebut adalah, pertama, stagnasi produksi pangan. Padi turun sekitar 1,1 persen pada 2019-2023, rendahnya produktifitas lahan budidaya ikan 0,6 ton/ha/tahun. Kedua, tingginya ketergantungan pada impor. Catatan pada 2023 menunjukan beras sebanyak 3,1 juta ton; daging sapi 52,3 persen; susu 78,6 persen, garam 2,8 juta ton. Ketiga, masih adanya daerah rawan pangan. Sekitar 16 persen kabupaten/kota mengalami masalah ini. Keempat, alih fungsi lahan yang massif terutama di Pulau Jawa. Sekitar 80 Ribu ha pada tahun 2019-2024. Kelima, penurunan kualitas atau degradasi lahan. 89,5 persen lahan tidak sustainable. Keenam, tak adanya regenerasi petani (aging farmer). Sekitar 70 persen petani dan nelayan berusia di atas 43 tahun.
“Tantangan yang ada bila dikelola bisa menjadi potensi baru dengan memanfaatkan lahan yang masih luas di Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua”, ungkapnya.
 
Dalam seminar tersebut hadir juga sebagai pembicara Presidium Majelis Nasional KAHMI Prof. Dr. Ir. Abdullah Puteh, Mantan Dirjen Bina Produksi Tanaman Pangan Prof. Dr. Ir. M. Jafar Hafsah, anggota Komisi IV DPR Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS, Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB Prof. Dr. Sofyan Sjaf, dan Direksi BNI Munadi Herlambang.
(Via Adelina Red)
Baca Juga  Polres Lumajang Ungkap Kasus Pembunuhan, Tersangka Ditangkap dalam Waktu Kurang dari 24 Jam

Berita Terkait

Presiden Prabowo Umrah di Makkah, Sempat Shalat Sunah dan Cium Hajar Aswad
Kapolri Hadiri Bakti Kesehatan dan Donor Darah KSPSI AGN, Komitmen Polri Peduli Buruh
Presiden Prabowo Apresiasi Peran Polri dalam Peningkatan Produksi Pangan Nasional
Kebersamaan dalam Doa: Polri Gelar Doa Bersama Lintas Agama Sambut Hari Bhayangkara ke-79
Segoro Topeng Kaliwungu: When the Mask Meets the Ocean, Lumajang Calls the World
Kebersamaan TNI dan Warga: Satgas Yonif 131/Brajasakti Panen Sayur di Perbatasan Papua
Muh Haris Apresiasi Penyaluran BSU 2025: Bukti Kepedulian Pemerintah terhadap Pekerja
Peringati Hari Pengungsi Sedunia 2025, SWI Aceh Serukan Solidaritas Nyata untuk Pengungsi

Berita Terkait

Kamis, 3 Juli 2025 - 22:34

Presiden Prabowo Umrah di Makkah, Sempat Shalat Sunah dan Cium Hajar Aswad

Rabu, 2 Juli 2025 - 16:18

Kapolri Hadiri Bakti Kesehatan dan Donor Darah KSPSI AGN, Komitmen Polri Peduli Buruh

Rabu, 2 Juli 2025 - 10:23

Presiden Prabowo Apresiasi Peran Polri dalam Peningkatan Produksi Pangan Nasional

Senin, 30 Juni 2025 - 23:29

Kebersamaan dalam Doa: Polri Gelar Doa Bersama Lintas Agama Sambut Hari Bhayangkara ke-79

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:50

Segoro Topeng Kaliwungu: When the Mask Meets the Ocean, Lumajang Calls the World

Kamis, 26 Juni 2025 - 14:04

Kebersamaan TNI dan Warga: Satgas Yonif 131/Brajasakti Panen Sayur di Perbatasan Papua

Rabu, 25 Juni 2025 - 01:49

Muh Haris Apresiasi Penyaluran BSU 2025: Bukti Kepedulian Pemerintah terhadap Pekerja

Selasa, 24 Juni 2025 - 15:16

Peringati Hari Pengungsi Sedunia 2025, SWI Aceh Serukan Solidaritas Nyata untuk Pengungsi

Berita Terbaru

error: Content is protected !!