Ungaran Barat || Jejakkontruksi.com, Kompleks UMKM Teras Gunung di Jalan Gedong Songo, Ungaran, menjadi sorotan publik. Pedagang mengaku rutin membayar iuran Rp 200.000 per bulan untuk penerangan dan pengangkutan sampah. Namun, kondisi fasilitas yang rusak dan tak terawat memunculkan kecurigaan soal ke mana dana tersebut dialirkan.
Beberapa sumber yang enggan disebutkan namanya menyebutkan, petugas kebersihan hanya menerima upah Rp 50.000 per bulan. Sementara itu, (MJB)pengelola Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ,menyatakan tidak pernah menerima kontribusi apa pun dari Teras Gunung.
“Saya rutin setor ke Dinas Lingkungan Hidup, tapi dari Teras Gunung tidak pernah ada dana masuk ke kami,” ujar MJ kepada awak media dan tim LAI BPAN Jawa Tengah.
“Selain persoalan dana, keluhan soal fasilitas terus bermunculan. Kamar mandi tersumbat, lampu penerangan mati, hingga lingkungan yang kotor menjadi pemandangan sehari-hari. Ironisnya, pengurus lama seperti Sugianto alias Oscar menyatakan tak lagi bertanggung jawab karena SK kepengurusannya telah habis dan tidak diperpanjang oleh Lurah Candirejo, Aisah, S.E.
Ketua Investigasi LAI BPAN Jawa Tengah, Edy Bondan, menilai masalah ini mencerminkan buruknya tata kelola dan lemahnya pengawasan. Pihaknya menegaskan akan terus memantau dan menindaklanjuti dugaan penyimpangan tersebut.
“Kami akan kawal terus. Pengelolaan fasilitas publik harus transparan dan bisa dipertanggungjawabkan,” tegas Edy.
LAI BPAN juga mendesak Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), serta Kelurahan Candirejo untuk turun tangan segera. Selain menyangkut kenyamanan pelaku UMKM, persoalan ini juga menyentuh kredibilitas pemerintah daerah dalam mengelola aset publik.
“UMKM jangan dijadikan sapi perah iuran. Mereka adalah ujung tombak ekonomi rakyat dan harus dilayani dengan baik,” ujar salah satu pelaku usaha dengan nada kecewa.
(Red&Tiem)
