KOTA. SEMARANG – Seorang pemuda, inisial T, diduga menjadi korban penjebakan oleh oknum anggota kepolisian dari Ditresnarkoba Polda Jateng terkait kasus narkoba. Kejadian ini terjadi pada tanggal 2 Februari 2025.
Menurut kronologi kejadian, korban T hendak menemui temannya di Jalan Subali, Kelurahan Krapyak, Kecamatan Semarang Barat, sekitar pukul 23:30. Saat korban memarkirkan motor, tiba-tiba korban ditangkap oleh oknum anggota polisi yang mengaku bernama Ambon dari Ditresnarkoba Polda Jateng.
Setelah penangkapan, korban dibawa ke sebuah hotel melati di Jalan Bongsari, Kecamatan Semarang Barat. Di dalam hotel, korban mendapat intimidasi dari oknum-oknum polisi dan diminta untuk membayar sejumlah uang.
Oknum polisi tersebut kemudian memberitau kepada pihak keluarga istri korban untuk datang ke hotel melati. Istri korban menuturkan bahwa Ambon meminta sejumlah uang kisaran 25 juta hingga 40 juta kepada istri korban.
“Katanya, jika suami saya dibawa ke kantor Polda Jateng, keluarga saya akan mengeluarkan uang yang lebih besar dan Ambon akan mendapatkan prestasi dan kenaikan pangkat,” ujar sang istri di depan awak media.
Ibu korban juga mengungkapkan bahwa ia pun juga di suruh datang ke hotel melati Master Stay yang berada di Jalan Bongsari, Kecamatan Semarang Barat. Sesampainya di hotel, ibu korban kaget karena di atas meja oknum tersebut ada botol miras jenis congyang.
Ibu korban juga meminta oknum tersebut untuk menunjukkan barang bukti, namun oknum tersebut enggan menunjukkan. “Saya minta suruh nunjukin barang bukti yang di sangka kan kepada anak saya, polisi nya tak menunjukan, cuma menunjukan sebuah chatingan dengan gerak cepat, jadi saya tidak bisa membaca chating itu,” kata ibu korban.
Ibu korban menambahkan bahwa ia diberi waktu 2 jam untuk mendapatkan uang 25 juta untuk menebus anaknya, padahal waktu itu menunjukan pukul 3 pagi. “Ya, masak pagi-pagi suruh nyari uang 25 juta, kan saya harus pinjam ke sodara, namun pihak oknum itu memberikan toleransi hingga setengah 8 pagi,” kata ibu korban.
Ibu korban mengatakan bahwa ia pinjam uang ke sodara di Mangkang dan Jrakah, namun nominalnya hanya 8 juta rupiah. “Pukul setengah 8 pagi, 3 Februari 2025, saya datang ke Master Stay dengan membawa uang 8 juta, dan saya mau serahkan oknum yang bernama Ambon tersebut, namun si Ambon ini menyuruh saya untuk menuju ke sebuah mobil, didampingi oleh oknum H, disitu uang saya serahkan,” pungkas ibu korban.
Saat ini, keluarga korban penjebakan akan melaporkan ke Ditpropam Polda Jateng atau Itwasda Polda Jateng terkait penjebakan yang diduga dilakukan oleh sejumlah oknum polisi Ditresnarkoba Polda Jateng.
(Angger S)
